Mereka jarang bersikap kritis pada
makanan yang mereka konsumsi. Padahal, kata Auditor LPPOM MUI, Anton
Apriyantono, makanan memberikan pengaruh dalam perilaku keseharian
seorang Muslim. Secara spiritual pun berpengaruh. Ia menyatakan bahwa
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa terkabulnya doa bergantung pula
pada makanan.
Jika makanan yang masuk ke dalam tubuh
adalah makanan halal, Allah akan mengabulkan doa seorang hamba.
”Bukankah Allah adalah Mahabersih dan tentunya hanya menerima mereka
yang bersih pula, yaitu mereka yang mengonsumsi makanan halal dan baik
saja,” katanya di Jakarta, pekan lalu.
Sekali lagi, cermati produk
Ia menyarankan agar umat Islam disarankan untuk sangat berhati-hati dengan makanan yang mereka konsumsi. Satu hal sepele tapi penting, katanya, adalah bersikap cermat dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Untuk produk kemasan, misalnya, perhatikan labelnya.
Ia menyarankan agar umat Islam disarankan untuk sangat berhati-hati dengan makanan yang mereka konsumsi. Satu hal sepele tapi penting, katanya, adalah bersikap cermat dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Untuk produk kemasan, misalnya, perhatikan labelnya.
Lihatlah apakah dalam label itu terdapat
nomor pendaftaran produk tersebut. Menurut Anton, pada setiap kemasan
sebuah produk akan terdapat nomor pendaftaran baik pada Departemen
Kesehatan maupun Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), yang
mengindikasikan bahwa produk tersebut sehat untuk dikonsumsi.
Untuk produk dalam negeri nomor
pendaftaran diawali dengan huruf MD. Sedangkan produk luar negeri
tertera huruf ML yang disertai serangkaian nomor. Apabila tak ada nomor
pendaftaran pada kemasan, dapat disimpulkan bahwa itu merupakan produk
ilegal. Kini banyak produk yang merupakan produk ilegal.
Selain nomor pendaftaran, jelas Anton,
perhatikan pula label halal pada kemasan produk tersebut. Jika tidak ada
lebih baik tak mengonsumsinya. Ini lebih aman daripada kita was-was
apakah produk itu berstatus halal atau tidak. Telusuri pula produk mana
saja yang telah mendapatkan sertifikat halal dari LP POM.
Demikian pula dengan daging. Ia
menyatakan bahwa banyak daging yang rentan kehalalannya. Ini terkait
dengan cara penyembelihan hewan penghasil daging tersebut. Di pasar,
banyak pedagang yang menjual ayam, misalnya, yang tak jarang
menyembelihnya serampangan saja. Para pedagang menyembelih ayam secara
tak sempurna.
Urat leher ayam belum putus, ayam pun
belum menemui kematian tetapi mereka telah menaruhnya ke dalam bejana
berisi air mendidih. Bila memungkinkan lacak pula rumah pemotongannya.
Agar semakin yakin atas kehalalan daging yang dikonsumsi. Menurutnya,
ada beberapa rumah pemotongan yang telah bersertifikat halal diantaranya
Charoen Phokpan dan Five Star. Ketelitian pada daging juga mestinya
berlaku ketika berbelanja daging di supermarket. Konsumen muslim, kata
Anton, mestinya selalu bertanya apakah daging itu bersertifikat halal.
Namun ia pun mengingatkan. Meski telah
jelas kehalalan daging tersebut, lihat pula apakah daging itu dideretkan
dengan daging yang haram. Daging babi misalnya. Jika demikian adanya,
Anton menyarankan untuk tak membeli daging tersebut. Bisa saja peralatan
untuk memotong, menimbang atau peralatan lainnya tercampur.
”Kita mestinya yakin benar akan
kehalalan produk yang akan kita konsumsi. Makanya hal ini harus selalu
ditanyakan kepada pihak produsen atau pedagang. Ini merupakan hak
konsumen untuk mengetahui secara detail mengenai barang yang akan
dibeli. Umat islam harus kritis mengenai hal ini,” tandasnya.
Namun dalam kenyataannya, tambah Anton,
banyak umat islam yang mengabaikannya. Ada dua kemungkinan yang
menyebabkannya. Pertama, pengetahuan umat islam yang minim akan produk
halal. Penyebab kedua, adalah bahwa umat islam tak memedulikan apa yang
mereka konsumsi. Penyadaran akan produk halal memang harus terus
digalakkan.
Ustadz Muhammad Thamrin juga menyatakan
akan pentingnya mengonsumsi produk halal dan baik. Ia menyatakan bahwa
umat islam yang mengabaikan kehalalan produk yang mereka konsumsi
berarti mengabaikan seruan Rasulullah Muhammad. Padahal Muhammad telah
memerintahkan umat Islam untuk mengonsumsi produk yang halal dan baik.
”Bukankah kita diperintahkan untuk
mendengar perintah dan mentaatinya. Demikian pula dengan perintah
mengonsumsi produk halal ini. Semestinya umat islam juga memberikan
perhatian penuh atas produk yang mereka konsumsi. Jangan sampai produk
haram masuk ke dalam tubuh mereka,” katanya.
Sebab apa yang masuk ke dalam tubuh akan
memberikan pengaruh. Jika produk haram yang masuk ke dalam tubuh maka
pengaruhnya pun buruk. Bahkan ia menengarai bahwa banyaknya anak-anak
orang muslim yang tak menaati aturan agamanya, akibat makanan yang
mereka konsumsi. Orang tua mereka telah memasukan barang haram ke dalam
tubuh anak-anak tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar