Ia dikenal di berbagai negara dengan
nama antara lain: Tea fungus, Fungus japonicas, Fungojapon,
Indo-Japanese tea fungus, Cembuya orientalis, Combuchu, Tschambucco,
Volga spring, Mo-Gu, Champignon de longue vie, Tea Kvas, Teakwass,
Kwassan, Kargasok Tea, Kocha kinoko, Manchurian mushroom tea. Focus,
majalah mingguan Jerman, dalam edisi nomor 34/21 Agustus 1995,
menyebutkan sejumlah selebritis dunia penggemar Kombucha. Di antaranya
adalah artis Daryl Hannah, Linda Evans, Madonna, sutradara Oliver Stone,
dan mantan presiden AS Ronald Reagan.
Cara Pembuatan
Kombucha diperoleh dengan memeram air
teh manis yang ditambahi biang jamur. Jamur teh penghasil cairan
Kombucha adalah campuran beberapa mikroba berupa bakteri dan ragi yang
tidak berbahaya, antara lain Saccharomyces cerevisiae, Candida validda,
Candida lambia dan Pichia fermentans.
Jamur yang terbentuk terdiri dari
gelatinoid serta membrane jamur yang liat berbentuk piringan bulat.
Dengan nustrisi teh-manis yang rutin diberikan, jamur akan tumbuh secara
berulang sehingga membentuk susunan piringan berlapis. Piringan pertama
akan tumbuh pada lapisan
paling atas yang akan memenuhi lapisan, kemudian disusul oleh pertumbuhan piringan berlapis-lapis dibawahnya yang akan menebal. Bila dirawat secara benar, maka jamur ini akan tumbuh pesat dan sehat, sehingga akan awet.
paling atas yang akan memenuhi lapisan, kemudian disusul oleh pertumbuhan piringan berlapis-lapis dibawahnya yang akan menebal. Bila dirawat secara benar, maka jamur ini akan tumbuh pesat dan sehat, sehingga akan awet.
Khasiat
Majalah The American Raum & Zeit
yang terbit di Munt Vernon, Amerika, dalam edisi nomor 5/Volume 2/1991,
halaman 51-56, memaparkan khasiat teh Kombucha yang dikemukakan sejumlah
ahli. Bacinskaja (1914), menyatakan bahwa minuman ini efektif untuk
kegiatan perut serta usus, khususnya pada bagian pembuangan. Professor
S. Bazarewski, dalam suatu laporan di “Correspondence for the
Association of Nature Researchers in Riga” (1915), mengatakan bahwa
sebagian penduduk Latvia di Propinsi Rusia Baltic, yaitu di Livland dan
Kurland, mempunyai obat tradisional yang bernama “Brinum Ssene” yang
secara harfiah diterjemahkan sebagai “Jamur Ajaib”. Penduduk Latvia
menggambarkan jamur ini sebagai “Suatu kekuatan penyembuhan yang ajaib
untuk berbagai macam penyakit”. Beberapa orang penduduk yang ditanyai
oleh Bazarewski menyatakan bahwa jamur ini bisa menyembuhkan pusing
kepala, bahkan `’sangat berguna dalam menyembuhkan berbagai macam
penyakit”.
Prof. B. Lindner (1917-1918) melaporkan
bahwa jamur ini kebanyakan digunakan sebagai pengatur (regulator) atau
untuk penyembuh aktivitas organ pencernaan yang kurang baik jalannya.
Demikian juga halnya dengan pembengkakan disekitar dubur atau anus dapat
disembuhkan seperti wasir atau ambei.
Ketua Councilor Prof. Dr. Rudolf Kobert
(1917-18) mendapatkan bahwa “jamur ini juga, secara pasti, adalah obat
untuk encok atau rematik pada persendian”. Demikian pula Prof. Dr.
Wilhelm Henneberg (1926) melaporkan bahwa minuman yang dibuat dari jamur
ini, yang di Rusia dinamai “Tea Kwass”, digunakan sebagai obat
penyembuh berbagai penyakit, terutama untuk sembelit.
Sesuai dengan uraian Dr. Madaus didalam
“Seni Penyembuhan secara Biologis” (1927), bahwa jamur tersebut dengan
produk-produk metabolismenya, mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan
dinding-dinding sel baru pada proses regenerasi sel, dan dengan begitu
merupakan alat penyembuh yang sangat baik bagi arteriosclerosis atau
pengerasan pembuluh darah yang disebabkan oleh endapan cholesterol
maupun kapur.
Dr. Maxim Bing (1928) merekomendasikan
Kombucha Tea sebagai “penyembuh efektif untuk Arteriosclerosis, gout
serta gangguan alat-alat pencernaan. Dr E Arauner (1929) menyimpulkan:
“… bisa dikatakan bahwa Kombucha atau ekstraknya, merupakan pencegah
yang sangat bagus terhadap diabetes, namun khusus terhadap masalah
ketuaan seperti arterioschlerosis, tekanan darah tinggi dengan
konsekwensi pusing kepala, gout, hemorrhoids atau peradangan sekitar
dubur. Paling tidak Kombucha ini adalah pelancar buang air besar yang
bagus.” Hans Irion, Direktur dari Akademi Ilmu Kimia Negara yang
tersohor di Braunschweig menyatakan dalam “Pelajaran untuk Ahli Farmasi
Khusus” (1944, Vol. 2, hal. 405): “Dengan meminum minuman yang dinamai
Teakwass, maka akan terjadi perubahan dalam penguatan kelenjar-kelenjar
serta peningkatan metabolisme tubuh. Teakwass direkomendasikan sebagai
penyembuh yang sangat bagus bagi penyakit-penyakit gout, rematik,
furunkolosis, arterio-sclerosis, tekanan darah tinggi, kegelisahan atau
nervousness, perbaikan alat-alat pencernaan serta pelancar buang air
besar, serta berbagai macam penyakat penuaan….”
Ahli Penyembuh Alamiah A.J.Lodewijkx
dari Ermelo, Netherlands, menulis tentang Kombucha dalam bukunya Life
Without Cancer: “Jamur Teh Kombucha mushroom mempunyai unsur-unsur
antiseptik yang kuat. Teh ini membersihkan system kelenjar tubuh serta
meningkatkan system
pembuangan racun; asam uric dinetralisir dan dihilangkan oleh Kombucha tea. Maka dari itu, teh ini merupakan penyembuh yang sangat bagus bagi penyakit gout, rheumatik, arthritis, kidney stones atau batu ginjal, intestinal dysbacteria, terutama cancer pada tahap awal karena Kombucha mushroom akan menjadi unsur penghenti yang sangat kuat pada penyakit atau disebut sebagai endobionts….”
pembuangan racun; asam uric dinetralisir dan dihilangkan oleh Kombucha tea. Maka dari itu, teh ini merupakan penyembuh yang sangat bagus bagi penyakit gout, rheumatik, arthritis, kidney stones atau batu ginjal, intestinal dysbacteria, terutama cancer pada tahap awal karena Kombucha mushroom akan menjadi unsur penghenti yang sangat kuat pada penyakit atau disebut sebagai endobionts….”
Berlebihan
Menurut Dr Ernawati Sinaga MS Apt,
sebagaimana dikutip Republika, klaim khasiat kombucha seperti di atas,
cenderung berlebihan. Dari sudut ilmu kedokteran konvensional, klaim
sebagai “obat dewa” atau obat segala penyakit seperti itu, jelas tidak
dapat diterima. Bahkan, meminum Kombucha yang mengandung asam kuat dalam
waktu lama, sebaiknya dihindari. Sebab, umumnya obat tradisional
bekerja lebih lambat dan memerlukan waktu lebih panjang untuk
menunjukkan efeknya. Dikhawatirkan, kecepatan perjalanan penyakit (untuk
menjadi lebih
parah) lebih cepat daripada kecepatan obat ini untuk menyembuhkan. Meskipun bakteri dan ragi yang digunakan dalam pembuatan Kombucha tergolong tidak berbahaya, jika pemeliharaannya kurang bersih dan tidak hati-hati, dapat saja terkontaminasi mikroba berbahaya yang berasal dari udara, air atau kotoran yang masuk ke dalam kultur. Barangkali dengan pertimbangan-pertimbangan itulah, pada tahun 1995 US-FDA (United States Food and Drug Administration), yakni badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat, menyatakan tidak menyetujui penggunaan Kombucha untuk mengobati gangguan kesehatan apapun.
parah) lebih cepat daripada kecepatan obat ini untuk menyembuhkan. Meskipun bakteri dan ragi yang digunakan dalam pembuatan Kombucha tergolong tidak berbahaya, jika pemeliharaannya kurang bersih dan tidak hati-hati, dapat saja terkontaminasi mikroba berbahaya yang berasal dari udara, air atau kotoran yang masuk ke dalam kultur. Barangkali dengan pertimbangan-pertimbangan itulah, pada tahun 1995 US-FDA (United States Food and Drug Administration), yakni badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat, menyatakan tidak menyetujui penggunaan Kombucha untuk mengobati gangguan kesehatan apapun.
Minuman Injili?
Jamur teh ini konon sudah dikenal dan
digunakan untuk pengobatan sejak zaman Kaisar Cina Dinasti Tsing pada
tahun 221 SM. Bahkan sebuah cerita di Injil tentang `’minuman asam” yang
terjadi sekitar 1000 tahun SM dimaknai sebagai kisah tentang teh
Kombucha. Dalam Injil (Ruth 2 :14) diriwayatkan, tuan tanah Boas ketika
panen gandum mengundang makan Moabite Ruth, yang kelak menjadi
isterinya, dengan berkata, “Datanglah kemari dan makanlah roti serta
celupkanlah sepotong dari rotimu ke dalam minuman asam ini! Kemudian dia
duduk disamping para pengetam gandum; serta diberikannya gandum yang
telah dimasak kepada Ruth yang kemudian memakannya dan terpuaskan, lalu
pergilah Ruth”.
Nah, di jaman kuno tersebut, Kombucha
dipercaya sebagai `’obat dewa” yang dapat membuat awet muda dan
menyembuhkan segala macam penyakit. Lantaran itulah ia dinamakan “the
Divine Tsche” atau “the remedy for immortality”.
Termasuk Mikol
Bagaimana status kehalalan the Kombucha?
Sekadar mengingatkan, setidaknya ada empat persoalan dalam produk
fermentasi yang mengakibatkan hasil akhirnya haram dikonsumsi.
Pertama, produk yang dihasilkan adalah
haram, contohnya khamr atau minuman keras. Salah satu cirinya adalah
terdapat kandungan alkohol. Kedua, menggunakan bahan-bahan yang haram
sebagai media pertumbuhan mikroba. Ketiga, menggunakan bahan penolong
seperti enzim atau sumber protein berasal dari barang yang haram.
Keempat, penambahan bahan aditif haram pada produk yang dihasilkan dari
fermentasi seperti gelatin dari babi untuk tujuan mengentalkan,
mnghomogenkan dan menstabilkan yoghurt. Nah, dalam pembuatan Kombucha,
selama proses fermentasi dan oksidasi, akan terjadi sejumlah reaksi pada
larutan teh manis secara assimilatif dan dissimilatif. Jamur teh akan
memakan gula, dan sebagai gantinya memproduksi berbagai unsur seperti
glucuron acid, lactic-acid, vitamin, asam-asam amino, berbagai unsur
antibiotik, serta unsur-unsur lain. Termasuk, ini dia: (etil) alkohol.
Walhasil, teh Kombucha sejatinya tergolong minuman beralkohol, meskipun
kadar alkoholnya rendah. Kalau sudah demikian, tidak perlu lagi ditanya
soal kehalalannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar