Jumat, 30 September 2011

Fobia-fobia Aneh Bisa Diredakan dengan Kortisol

Jakarta, Kortisol merupakan hormon steroid yang terlibat dalam respons stres pada manusia. Pada orang yang mengalami fobia aneh, mengonsumsi suplemen kortisiol bisa meredakan kepanikan akibat fobia.

Fobia merupakan suatu ketakutan yang intens namun tidak realistis yang dapat mengganggu kemampuan untuk bersosialisasi, bekerja atau melakukan aktivitas pada kehidupan sehari-hari.

Fobia biasanya disebabkan oleh sebuah peristiwa, objek atau situasi. Sedangkan fobia spesifik adalah ketakutan terhadap situasi atau objek tertentu. Contoh umum dari fobia spesifik antara lain fobia ular, anjing, eskalator, lift, tempat tinggi atau ruang terbuka.

Salah seorang penderita fobia yang aneh adalah Michelle Clement yang pekerjaannya adalah ahli zoology dan organismal biology dari Ohio State University. Clement mengalami fobia muntah (emetophobia) yang masuk kategori fobia spesifik.

Fobia yang dialami perempuan tersebut sudah sangat mengganggu karena saat muntah waktunya tidak dapat dihindari dan kadang-kadang kejadiannya tak terduga. Ia tidak bisa mengontrol fobia tersebut dan akibat kehilangan kontrol itu, menyebabkannya panik dan histeris.

Michelle mengaku fobia terhadap muntahan orang lain karena dengan melihat dan membaui muntahan orang lain dapat menyebabkan dirinya ikut menjadi muntah.

Seperti dikutip dari Scientific American, Jumat (30/9/2011), para ilmuwan kini melihat peluang kortisol sebagai pereda fobia-fobia aneh tersebut. Karena hormon kortisol keluar saat tubuh stres dan kadar glukokortikoid yang rendah dalam darah sama seperti kondisi yang terjadi saat fobia datang.

Fungsi utama dari kortisol adalah untuk meningkatkan gula darah melalui proses glukoneogenesis, menekan sistem kekebalan tubuh dan membantu metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat. Berbagai bentuk sintetik kortisol digunakan untuk mengobati berbagai penyakit.

Atas pertimbangan tersebut suplementasi kortisol diyakini dapat untuk membantu terapi yang dilakukan untuk mengatasi fobia spesifik. Pengobatan fobia spesifik dapat dengan kombinasi psikoterapi dan obat-obatan dapat cukup efektif. Selain itu, dapat juga dengan perawatan secara psikologis, yaitu perawatan kesehatan mental.

Dalam studi ini, peneliti membandingkan dua kelompok orang yang menjalani terapi untuk fobia ketinggian. Kelompok pertama menerima terapi plasebo dan kelompok kedua menerima 20 mg kortisol satu jam sebelum sesi terapi.

Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat apakah pengobatan kortisol dapat tetap efektif untuk penggunaan jangka panjang untuk membantu terapi fobia spesifik. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kortisol juga dapat bermanfaat untuk membantu terapi arachnofobia dan fobia sosial.

(mer/ir)

Redaksi: redaksi[at]detikhealth.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar