June 30th, 2009
Bahwa
jengkol menghasilkan aroma yang luar biasa, sudah bukan barang baru
lagi. Tetapi ternyata mudharat jengkol tidak berhenti pada sebatas bau
saja. Kandungan asam jengkolatnya juga berpeluang menyebabkan
penyumbatan saluran air seni. Peringatan bagi para penggemar jengkol.
Dalam satu banyolan, orang menanyakan
bagaimana caranya menghilangkan bau mulut sehabis makan pete. Bukan
dengan gosok gigi, atau penyegar mulut, tetapi dengan makan jengkol.
Alasannya, bau pete akan hilang, kalah oleh bau jengkol. Itu sekedar
gambaran, bagaimana bau jengkol yang sangat tajam, bahkan mampu
mengalahkan pete yang sudah bau.
Tetapi di kalangan masyarakat, khususnya
orang sunda, jengkol merupakan makanan populer yang banyak
penggemarnya. Saya sendiri heran, dari segi apa mereka menyukai makanan
yang satu ini. Kebetulan memang saya kurang suka jengkol. Tetapi bagi
yang suka, konon, jengkol itu nikmat. Ditambah dengan aromanya yang
khas, jengkol dianggap mampu mendatangkan selera makan, sehingga makan
tanpa jengjol ibarat saur tak bergaram.
Bau itu tidak hanya berhenti di mulut
saja. Beberapa saat setelah makan, maka air seninya juga akan
mencerminkan aroma jengkol, bahkan lebih gawat lagi. Maka di daerah
perkampungan yang rakyatnya sangat gemar makan jengkol akan mudah
dikenali dari bau selokannya. Bau selokan dari penggemar jengkol itu
sangat tajam dan khas, menusuk hidung dan rasanya tidak enak.
Bau Menusuk
Penyebab bau itu sebenarnya adalah
asam-asam amino yang terkandung di dalam biji jengkol. Asam amino itu
didominasi oleh asam amino yang mengandung unsur Sulfur (S). Ketika
terdegradasi atau terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil, asam
amino itu akan menghasilkan berbagai komponen flavor yang sangat bau,
karena pengaruh sulfur tersebut. SAlah satu gas yang terbentuk dengan
unsur itu adalah gas H2S yang terkenal sangat bau.
Bau yang ditimbulkan dari jengkol itu
sebenarnya cukup mengganggu, terutama bagi orang lain yang tidak ikut
makan. Kalau yang makan, meskipun bau, setidak-tidaknya sudah menikmati
kelezatan jengkol. Tetapi bagi orang lain yang tidak ikut merasakan,
tetapi cuma kebagian baunya, akan merasa sangat terganggu. Apalagi
dengan air seni yang dikeluarkannya. Jika pemakan jengkol ini buang air
di WC dan kurang sempurna membilasnya, maka WC akan bau tidak enak dan
mengganggu ketenangan orang lain.
Dari berbagai akibat yang ditimbulkan
itu, sebenarnya jengkol sudah dapat dikiaskan sebagai bawang. Seperti
diketaui bahwa Rasul memakruhkan bawang, karena makanan itu dianggap
sebagai makanan yang menyebabkan bau mulut. Padahal kalau dinilai
intensitas baunya, jengkol jauh lebih bau dibandingkan bawang. Lalu
kalau bawang saja dihukumi makruh, maka bagaimana dengan jengkol? Ya
minimal sama dengan bawang, alias makruh.
Dalam kontenks hukum Islam, makruh itu
merupakan suatu perbuatan yang apabila dilakukan akan dibenci oleh
Allah, dan apabila ditinggalkan mendapat pahala. Kata “dibenci”
merupakan ungkapan yang sangat tidak baik dan sejauh mungkin harus
dihindari bagi umat Islam. Oleh karena itu sekuat tenaga kita harus
menginggalkan barang-barang yang dihukumi makruh, guna mendapatkan
pahala dan Ridho dari Allah SWT.
Asam Jengkolat
Asam jengkolat merupakan salah satu
komponen yang terdapat pada biji jengkol. Strukturnya mirip dengan asam
amino (pembentuk protein), tetapi tidak dapat dicerna. Oleh karena itu
tidak dapat memberikan manfaat apa-apa pada tubuh. Bahkan pada berbagai
buku kimia pangan, asam jengkolat dianggap sebagai salah satu racun yang
dapat mengganggu tubuh manusia.
Kandungan asam jengkolat pada biji
jengkol bervariasi, tergantung pada varietas dan umur biji jengkol.
Jumlahnya antara 1 – 2 % dari berat biji jengkol. Tetapi yang jelas asam
jengkolat ini dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Penyebabknya
adalah terbentuknya kristal asam jengkolat yang akan dapat menyumbat
saluran air seni. Jika kristal yang terbentuk tersebut semakin banyak,
maka kelama-lamaan dapat menimbulkan gangguan pada saat mengeluarkan air
seni. Bahkan jika terbentuknya infeksi yang dapat menimbukan
gangguan-gangguan lebih lanjut.
Asam jengkolat mempunyai struktur
molekul yang menyerupai asam amino sistein yang mengandung unsur sulfur,
sehingga ikut berpartisipasi dalam pembentukan bau. Molekul itu
terdapat dalam bentuk bebas dan sukar larut ke dalam air. Karena itu
dalam jumlah tertentu asam jengkolat dapat membentuk kristal.
Dalam kenyataannya memang tidak semua
pemakan jengkol secara otomatis menderita penyakiut saluran air seni
sebagai akibat dari asam jengkolat. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor. Pertama, jumlah minimal asam jengkolat yang dapat menyebabkan
gangguan. Kalau makan jengkolnya tidak terlalu banyak, memang gangguan
tersebut masih belum kelihatan. Kedua adalah disebabkan karena daya
tahan dari tubuh manusia. Secara alami, tubuh melakukan reaksiterhadap
gangguan-gangguan yang muncul dari luar. Dalam hal asam jengkolat, pH
atau keasaman urin manusia berbeda-beda. Ada yang bersifat asam, ada
yang netral. Pada urin yang relatif netral, gangguan itu lebih kecil
resikonya. Sedangkan pada urin yang lebih asam, pembentukan kristal itu
relatif lebih cepat. Bahkan pada urin yang asam, ada kemungkinan terjadi
pembentukan kristal pada ginjal manusia. Pada kondisi demikian
akibat-akibat yang akan ditimbulkan lebih gawat lagi.
Oleh karena itu menyukai sauatu makanan
sebenarnya boleh-boleh saja. Akan tetapi pada batas-batas kewajaran,
jangan berlebih-lebihan. Sebab makanan halal yang dikonsumsi secara
berlebih-lebihan dapat menjadi makruh atau bahkan haram, karena dapat
mendatangkan akibat-akibat serius pada kesehatan manusia. Apalagi jika
tubuh sudah mengalami gangguan tertentu, maka jika memang dilrang makan
suatu makanan, sebaiknya ditinggalkan. Seperti halnya makan makanan
berlemak tinggi pada penderita gangguan kolesterol. Nah, dalam hal
jengkol, sebaiknya memang kita lebih berhati-hati. Sebab kalau sudah
terjadi gangguan kesehatan, biayanya akan lebih tinggi lagi. Apalagi
pada masa krisis seperti ini. Pencegahan jauh lebih baik daripada
pengobatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar