VIVAnews - Di tengah eksotika kuliner nusantara yang
tengah naik pamor, sajian Betutu tak pernah tersingkir dari petualangan
rasa khas Bali. Menjadi primadona di tengah sajian khas lainnya seperti
lawar, sate lilit, dan tum.
Betutu merupakan salah saju masakan
kebanggaan masyarakat Bali. Bahan utamanya ayam atau bebek yang
dibungkus daun pisang. Setelah dibalut lagi dengan pelepah pinang, ayam
atau bebek ditanam dalam lubang di tanah dan ditimbun bara api selama
6-7 jam hingga matang.
Namun, pengolahan tradisional itu
nyatanya sulit dipraktekkan lagi. Di zaman modern, masyarakat cukup
membungkus ayam atau bebek yang telah dibalur bumbu khas betutu,
mengukusnya selama sesaat, lalu memanggangnya selama sekitar satu jam.
Sajian
ini juga menjadi andalan dalam festival masakan Bali di Peacock Café,
Hotel Sultan Jakarta, yang digelar sejak 19 sampai 31 September
mendatang. "Bebek Betutu yang paling banyak dicari dan selalu habis,"
kata salah chef yang menangani penyajian menu khas tersebut.
Sajian
Bebek Betutu mengantarkan petualangan rasa khas Bali dalam festival
bulanan tersebut. Tersaji dengan aneka menu khas lainnya, seperti sate
lilit ayam, sate lilit sapi, tum ayam, dan tum sapi. Tum adalah masakan
khas Bali yang wujudnya menyerupai pepes.
Melonggok menu-menu
yang tersaji mulai jam makan siang hingga jam makan malam itu, Anda
mungkin akan sulit mengidentifikasi menu-menu yang ada. Tak semua menu
menampilkan keterangan nama masakan. Jika penasaran, Anda harus aktif
bertanya kepada pramusaji yang kebetulan melintas atau menambah stok.
Yang
sulit terlewat dari pandangan mata adalah sajian aneka sambal yang
menggelitik rasa penasaran. Setelah bertanya, seorang chef beberapa nama
sambal yang cukup asing di telinga: sambal matah, sambal sere tabia,
sambal terong, sambal jangkrik, sambal keluwek, dan sambal kecicang.
Sang
chef menjelaskan, aneka sambal itu terbuat dari bahan dasar sama, yaitu
serai, kencur, jeruk, dan jahe. Yang membedakan hanya segi warna,
seperti merah dan kuning. "Karena warna ini merupakan identik warna
Bali. Sambel-sambel ini disajikan dengan bungkus daun pisang," ujarnya.
Petuangan
rasa semakin lengkap dengan sentuhan kain-kain khas Bali yang membalut
sejumlah sandaran kursi dan pilar-pilar di cafe tersebut. Pramusaji juga
tampil dengan aksesori khas Bali, seperti bunga di telinga dan ikat
kepala.
Peacock Café - The Sultan Hotel Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta
Telepon: 021 570-3600 / Fax 573-3055
Harga: Rp 179.000,++ /orang dewasa dan 89.500,++ / anak (all you can eat buffet)
Label
- Antara Makkah dan Madinah (9)
- Beasiswa Pendidikan Islam (4)
- Berita (28)
- Hafidz Qur'an (12)
- Hiburan (2)
- Info Halal (71)
- Kesehatan (94)
- Kisah (23)
- Kuliner (36)
- Manfaat buah dan Sayuran (109)
- Masjid Masjid Indonesia (12)
- Mutiara Kata (17)
- On The Spot Trans7 (35)
- Sains dan Teknologi (47)
- Serba Serbi (159)
- Sholeh (7)
- Spotlite trans7 (6)
- Timbun Nabawi (5)
- Tips Unik (34)
- Tumbuh (1)
- Video (9)
- Wawasan Islam (75)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar