June 16th, 2009
Mulai
1 Januari 2006 Food and Drug Administration (FDA) mengharuskan semua
produk makanan kemasan mencantumkan label ‘trans fatty acid’ pada
kemasannya. Perubahan ini tampaknya kecil kecuali bagi yang mengetahui
manfaatnya dan mengetahui dimana letak label tersebut biasa
tercantum.Trans fatty acid juga sering disebut ‘trans fat.’
Apakah trans fat dan apa buruknya bagi
kesehatan? Trans fat berperan seperti lemak jenuh yaitu dapat
meningkatkan LDL kolesterol (lemak jahat) sehingga dapat meningkatkan
risiko terjadinya penyakit jantung koroner. Trans fat ditemukan pada
berbagai jenis makanan yang juga mengandung lemak jenuh tinggi misalnya,
margarin, crackers , permen, kue cookies, makanan ringan,
goreng-gorengan, dan berbagai jenis makanan yang diproses mencampurkan
minyak sayur yang terhidrogenasi.
Trans fat terbentuk saat hidrogen
dicampurkan kedalam minyak sayur yang disebut Hidrogenasi. Hidrogenasi
tersebut dapat meningkatkan daya tahan dan kestablian rasa dari makanan
yang mengandung lemak tersebut.
Dengan pencantuman label trans fat
disamping pencantuman daftar kadar lemak jenuh dan kolesterol ini kita
dapat lebih waspada untuk mengkonsumsi sejumlah makanan yang memiliki
tinggi kandungan lemaknya.
Dengan meneliti daftar nutrisi yang
terdapat pada kemasan makanan kita dapat memilih makanan yang memiliki
kandungan lemak jenuh, trans fat dan kolesterol yang lebih rendah. Untuk
lemak jenuh dan kolesterol, gunakan petunjuk produk yang mencantumkan
tulisan 5% atau kurang untuk kandungan lemaknya. Jika pada produk
tersebut mengandung lemak lebih dari 20% untuk lemak jenuh dan
kolesterol, dikatakan sudah sangat tinggi.
Jika makanan yang dikonsumsi tertera
label bertuliskan lemak jenuh atau trans fat diubah menjadi bentuk
‘mono’ atau ‘polyunsaturated fat’ ini artinya lemak tersebut tidak
menyebabkan peningkatan LDL kolesterol (lemak jahat) atau dikatakan
tidak menimbulkan bahaya peningkatan kadar kolesterol. Makanan yang
memiliki kandungan ‘monounsaturated fat’ terdiri dari minyak zaitun dan
minyak jagung sedangkan sumber ‘poliunsaturated fat’ terdiri dari kacang
kedele, jagung, minyak bunga matahari dan berbagai jenis
kacang-kacangan.
Pilihlah minyak sayur yang berasal dari kelapa dan minyak biji palm.
Pertimbangkan untuk mengkonsumsi ikan.
Beberapa bukti menyebutkan bahwa mengkonsumsi dua potong ikan perminggu
dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner. Sebagian
besar jenis ikan mengandung lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan
dengan daging. Yang temasuk ikan dengan lemak tak jenuh adalah makarel,
sarden dan salmon, yang juga mengandung asam lemak omega-3.
Kurangi jenis makanan yang tinggi
kolesterol seperti hati, kuning telur, pruduk yang memiliki kandungan
‘full fat’ seperti susu, es krim dan yogurt.
Pilihlah makanan rendah lemak jenuh
seperti produk yang menyantumkan label bebas lemak atau lemak 1%, daging
bebas lemak, daging unggas tanpa kulit, gandum, sayuran dan
buah-buahan.
Cobalah untuk mengkonsumsi kurang dari
10% lemak jenuh dan kurang dari 300mg kolesterol perhari dan mengurangi
sesedikit mungkin makanan yang mengandung trans fat.
Sumber: kalbefarma.com