Cabai merupakan salah satu bumbu wajib dalam dunia kuliner Indonesia. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, tak lengkap rasanya menyantap makanan tanpa sensasi pedas cabai atau sambal.
Kehidupan modern membuat pola kebiasaan turut berubah dari mengolah langsung dari bahan alami menjadi produk makanan olahan yang dapat disajikan dengan cepat namun tetap aman dan bergizi.
Dr Wahyu Supartono dari Laboratorium Analisa dan Standarisasi Mutu Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengatakan, penggunaan sambal botolan kini umum digunakan sebagai pelengkap selama bersantap, khususnya negara tropis termasuk Indonesia. "Makanan di daerah tropis lazim menggunakan aneka rempah dan bumbu termasuk cabai," ucapnya pada Workshop sambal ABC "Makan Makin Berselera" di Annex Building, Wisma Nusantara, 10 November 2011.
Menurutnya, produk pangan olahan berkualitas baik harus memenuhi syarat kualitas bahan mentah yang baik, penanganan dan pengolahan yang benar serta pengemasan yang sesuai. "Makanan olahan yang mengalami paling sedikit proses dipanaskan sehingga lebih mirip bahan alaminya semakin bagus dikonsumsi."
Dalam memilih sambal olahan, ujar Dr Wahyu, perlu memerhatikan pengemasan dan umur simpan sambal botolan tersebut. "Kemasan beling, inert, sehingga daya tahannya lebih tinggi daripada botol dari plastik dari polimer yang ketahanannya lebih terbatas," katanya. Dia menekankan pentingnya meneliti batas kadaluarsa sebelum membeli produk olahan dan mengonsumsinya. "Tanggal yang tertera dalam kemasan memberi tahu konsumen berapa lama produk tersebut dapat digunakan."
Cara penyimpanan setelah produk dibuka juga sangat memengaruhi daya simpan. Sambal botolan yang disimpan dalam suhu dingin seperti di kulkas dan ruangan berpendingin lebih tahan lama ketimbang bila hanya di tempatkan di ruangan biasa.
Dr Wahyu mengingatkan, idealnya sambal botolan digunakan sesuai kebutuhan. "Penggunaan sambal untuk keluarga tentu berbeda dengan orang yang hanya sendiri atau berdua. Sebaiknya perhatikan porsinya dan beli sesuai kebutuhan saja," katanya.
Sementara Senior Brand Manager PT Heinz ABC Indonesia Ari Wibowo mengatakan, sebaiknya memerhatikan batas penggunaan produk. Walaupun telah ditambahkan bahan pengawet serta pengemasan yang baik, setelah dibuka bisa terjadi kontaminasi yang menyebabkan perubahan signifikan pada produk olahan. "Seperti perubahan warna menjadi kehitaman atau perubahan pada rasa. Jika demikian sebaiknya tidak lagi dikonsumsi," ujar Ari. Dia menambahkan, "Sebaiknya konsumsi produk sebelum habis masa kadaluarsanya". (eh)
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar