Dampak makanan haram
يَا أَيُّهَا النَّاسُ
كُلُوا مِمَّا فِي الأرْضِ حَلالا طَيِّبًا وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ
الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu."Saudaraku, Hendaknya kita bertaqwa kepada Allah dengan cara memakan makanan yang halal dan menjauhi makanan yang haram. Karena makanan yang baik itu mempunyai pengaruh yang besar bagi manusia, terhadap akhlaqnya, kehidupan hatinya dan jernihnya pandangan serta diterimanya amal-amal kita. Sedangkan makanan yang haram mempunyai dampak buruk bagi manusia. Mudharat makanan haram sangatlah banyak, sangking banyaknya, sehingga bisa dikatakan dialah salah satu perusak dunia dan akhirat kita. Maka dari itu hendaklah kita mewaspadainya.
Berikut ini beberapa dampak makanan haram yang tentunya adalah sebagiannya saja :
1. Menyebabkan amal ibadah tidak diterima
Memakan makanan haram, menyebabkan ibadah kita akan ditolak oleh Allah SWT. Hal ini berdasarkan hadits - hadits berikut :
Ibnu Abbas berkata bahwa Sa’ad bin Abi Waqash berkata kepada Nabi SAW
“Ya Rasulullah, doakanlah aku agar menjadi orang yang dikabulkan
doa-doanya oleh Allah.” Apa jawaban Rasulullah SAW, “Wahai Sa’ad
perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan
menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan demi jiwaku yang ada di
tangan-Nya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke
dalam perutnya, maka tidak akan diterima amalnya selama 40 hari dan
seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba, maka
neraka lebih layak baginya.” (HR At-Thabrani)
Demikian juga dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Jika
seorang keluar untuk melakukan haji dengan nafaqah haram, kemudian ia
mengendarai tunggangan dan mengatakan, "Labbaik, Allahumma labbaik!"
Maka yang berada di langit menyeru, "Tidak labbaik dan kau tidak
memperoleh kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu
mendatangkan dosa dan tidak diterima." (HR At Thabrani)
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mengumpulkan harta haram, kemudian menyedekahkannya, maka tidak ada pahala, dan dosa untuknya." (HR Ibnu Huzaimah)
Dalam kitab Sya'bul Imam disebutkan, " Barangsiapa yang membeli
pakaian dengan harga sepuluh dirham di antaranya uang haram, maka Allah
tidak akan menerima shalatnya selama pakaian itu dikenakan." (HR Ahmad)
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mendapatkan harta dari dosa,
lalu ia dengannya bersilaturahim (menyambung persaudaraan) atau
bersedekah, atau membelanjakan (infaq) di jalan Allah, maka Allah
menghimpun seluruhnya itu, kemudian Dia melemparkannya ke dalam neraka.
Lalu Rasulullah saw bersabda, " Sebaik-baiknya agamamu adalah al-wara'
(berhati-hati)." (HR Abu Daud).
Ibnu Umar r.a berkata : “Barangsiapa membeli baju dengan sepuluh ribu
dirham, namun dari sepuluh ribu dirham tersebut ada satu dirham yang
haram, maka Allah tidak menerima amalnya selama baju itu masih menempel
di tubuhnya.”
2. Mengikis Keimanan
Bila seseorang merasakan bahwa dirinya begitu berat mengerjakan
ketaatan,nmaun begitu mudah dalam bermaksiat. Bisa jadi yang
bersangkutan senantiasa mengkonsumsi makanan dan minuman haram.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah peminum khamr, ketika ia meminum khamr termasuk seorang mukmin.” (HR Bukhari Muslim).
Hadits di atas memang hanya menjelaskan khamr, namun sebenarnya hal tersebut berlaku untuk semua makanan dan minuman haram.
3. Doa Tidak Akan Dikabulkan
Apakah anda pernah mengalami, senantiasa ibadah, lalu berdoa meminta
Allah Swt untuk mengabulkan permintaan-permintaan kita. Namun ternyata
tidak ada satupun doa kita yang dikabul ?
Jika memang pernah mengalami, maka anda mesti perhatikan lagi makanan
(dan minuman) yang anda konsumsi. Karena makanan (dan minuman) haram
yang dikonsumsi (dan masuk ke tubuh) kita, akan membuat doa kita tidak
terkabul.
Sa’ad bin Abi Waqash bertanya kepada Rasululloh SAW, “Ya Rasulullah,
doakan saya kepada Allah agar doa saya terkabul.” Rasululloh menjawab,
“Wahai Sa’ad, perbaikilan makananmu, maka doamu akan terkabulkan.” (HR
At-Thabrani). Disebutkan juga dalam hadis lain bahwa Rasululloh SAW
bersabda, “Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut,
mukanya berdebu, menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan,
“Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!” Padahal makanannya haram dan mulutnya
disuapkan dengan yang haram, maka bagaimanakah akan diterima doa itu?” (HR Muslim).
Oleh karena itu, berhati-hatilah dengan makanan dan minuman yg anda (dan keluarga) konsumsi.
4. Mengeraskan Hati
Apabila seseorang begitu sulit menerima kebenaran, bisa jadi yang bersangkutan adalah pelanggan makanan/minuman haram.
Imam Ahmad ra pernah ditanya, apa yang harus dilakukan agar hati mudah
menerima kesabaran, maka beliau menjawab, “Dengan memakan makanan
halal.” (Thabaqat Al Hanabilah : 1/219).
At Tustari, seorang mufassir juga mengatakan, “Barangsiapa ingin
disingkapkan tanda-tanda orang yang jujur (shiddiqun), hendaknya tidak
makan, kecuali yang halal dan mengamalkan sunnah,” (Ar Risalah Al
Mustarsyidin : hal 216).
5. Menjadi Penghuni Neraka
Kaum Muslim yang mengonsumsi makanan/minuman haram, sudah jelas akan disediakan tempat baginya di neraka kelak.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram, kecuali neraka lebih utama untuknya.” (HR At Tirmidzi).
Saudaraku, demikianlah diantara mudharat dari makanan haram, maka wajar
bila para salaf dan orang-orang shalih begitu bersungguh-sungguh dan
berhati-hati dalam masalah makanan. Diriwayatkan dalam kitab shahih
Al-Bukhari: ‘Aisyah r.ah menceritakan bahwa Abu Bakar mempunyai
pembantu yang selalu menyediakan makanan untuknya. Suatu kali pembantu
tersebut membawa makanan maka iapun memakannya. Setelah tahu bahwa
makanan tersebut didapatkan dengan cara yang tidak jelas, maka dengan
serta merta ia masukkan jari tangannya ke kerongkongan, kemudian ia
muntahkan kembali makanan yang baru saja masuk ke dalam perutnya.
Demikian juga Imam An-Nawawi ketika hidup di negeri Syam, ia tidak mau
memakan buah-buahan di negeri tersebut. Tatkala orang menanyakan tentang
sebabnya, maka ia menjawab: Di sana ada kebun-kebun wakaf yang telah
hilang, maka saya khawatir memakan buah-buahan dari kebun tersebut.
Subhanallah, semoga Allah SWT selalu memberikan taufiqnya kepada kita
untuk menjaga kehalalan makanan yang kita makan. Apalagi diakhir zaman
seperti ini, manusia sudah hampir tidak menghiraukan lagi antara halal
dan haram. Inilah yang telah diisyaratkan oleh Rasulullah SAW : “Akan datang suatu zaman, seseorang tidak akan peduli terhadap apa yang ia ambil, apakah itu halal atau haram.” (HR. Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar