Sebagai pemandi mayat selama 13 tahun di Saudi
Arabia ia belum pernah melihat pemandangan
seperti ini.
Ketika ia membuka selimut yang
menutupi mayat tersebut ia seketika pingsan.
Beberapa wanita datang berusaha
menyadarkannya, setelah ia sadar Fulanah segera
menemui ibu si mayat tersebut dan bertanya,
"wahai ukhti seumur hidupku aku belum pernah
melihat kondisi jasad yang demikian, aku melihat
jasad putrimu dalam keadaan menari (berjoget)
apa yang dilakukan putrimu di masa hidupnya??"
Sang ibu dengan terisak menceritakan, bahwa
putrinya semasa hidupnya menggandrungi musik
dan nyanyian.
Ia terobsesi dengan musik, terlebih usianya yang
baru menginjak remaja (ABG) sulit bagi sang ibu
untuk menasehatinya. Ia senang menonton lagu-
lagu favorit yang sedang hit dalam video klips,
menyukai penyanyi-penyanyi tersebut dengan
penuh cinta. Hidupnya hanya di isi dengan
nyanyian dan musik.
Suatu hari gadis belasan tahun itu datang dalam
sebuah pesta, karena memang ia diundang oleh
kawannya. Dalam sebuah pesta tentu saja
didalamnya ada nyannyian dan musik.
Maka ketika lagu kesayangannya dinyanyikan ia
tidak dapat menahan dirinya.
Mulailah ia menari (berjoget) dan bernyanyi dengan
riangnya.
Dalam keadaan yang sangat bersemangat itu tiba-
tiba ia terjatuh dan tubuhnya membentur meja di
depannya. Ia tak sadarkan diri, orang-orang di
sekitarnya berusaha menolongnya dan mereka
mendapati gadis itu telah tiada.
Dan, tubuhnya kaku (benar-benar kaku dan keras)
tidak dapat digerakkan. Dengan posisi tangan
meliuk di atas kepala (sebagaimana layaknya orang
berjoget).
Setelah mendengar penjelasan sang ibu, Fulanah
berusaha memandikan mayat gadis malang itu ia
pun berusaha memposisikan jasad sang gadis
sebagaimana layaknya mayat yang akan
dikafankan.
Tapi, subhanallah jasad itu benar-benar kaku
seperti batu, ia tidak dapat menekukkan tangan
sang mayat, akhirnya ia pasrah membungkus
mayat dalam keadaan sebagaimana adanya.
Jika akhir hidup manusia yang menggemari para
penyanyi seperti diatas mendapatkan hukuman
seperti itu, bisakah kita membayangkan bagaimana
keadaan para penyanyi (artis) itu sendiri bila
mereka tidak segera bertaubat kepada Allah ?
Tidakkah kita mengambil ibrah ini wahai hamba
Allah??
Tidak menjadi jaminan usia yang muda tidak akan
diburu ajal?
Tidakkah kita takut ketika kita melakukan maksiat
tiba-tiba Allah mencabut nyawa kita dengan
mendadak?
Berapa banyak generasi salaf takut akan kondisi
diatas, mati dalam keadaan suul khatimah (akhir
yang buruk).
Ada diantara mereka yang senantiasa berdoa agar
Allah mewafatkan mereka ketika mereka sedang
sujud sehingga Allah pun mengabulkan doanya.
Semoga Allah menjadikan kita senatiasa istiqamah
dalam ketaatan dan mengakhiri hidup kita dengan
husnul khatimah.amin.
Sumber: diterjemahkan dari Daurah Syar’iyah
Muslimah Mahad Darul Hidayah, Rabwa, Riyadh.
Arabia ia belum pernah melihat pemandangan
seperti ini.
Ketika ia membuka selimut yang
menutupi mayat tersebut ia seketika pingsan.
Beberapa wanita datang berusaha
menyadarkannya, setelah ia sadar Fulanah segera
menemui ibu si mayat tersebut dan bertanya,
"wahai ukhti seumur hidupku aku belum pernah
melihat kondisi jasad yang demikian, aku melihat
jasad putrimu dalam keadaan menari (berjoget)
apa yang dilakukan putrimu di masa hidupnya??"
Sang ibu dengan terisak menceritakan, bahwa
putrinya semasa hidupnya menggandrungi musik
dan nyanyian.
Ia terobsesi dengan musik, terlebih usianya yang
baru menginjak remaja (ABG) sulit bagi sang ibu
untuk menasehatinya. Ia senang menonton lagu-
lagu favorit yang sedang hit dalam video klips,
menyukai penyanyi-penyanyi tersebut dengan
penuh cinta. Hidupnya hanya di isi dengan
nyanyian dan musik.
Suatu hari gadis belasan tahun itu datang dalam
sebuah pesta, karena memang ia diundang oleh
kawannya. Dalam sebuah pesta tentu saja
didalamnya ada nyannyian dan musik.
Maka ketika lagu kesayangannya dinyanyikan ia
tidak dapat menahan dirinya.
Mulailah ia menari (berjoget) dan bernyanyi dengan
riangnya.
Dalam keadaan yang sangat bersemangat itu tiba-
tiba ia terjatuh dan tubuhnya membentur meja di
depannya. Ia tak sadarkan diri, orang-orang di
sekitarnya berusaha menolongnya dan mereka
mendapati gadis itu telah tiada.
Dan, tubuhnya kaku (benar-benar kaku dan keras)
tidak dapat digerakkan. Dengan posisi tangan
meliuk di atas kepala (sebagaimana layaknya orang
berjoget).
Setelah mendengar penjelasan sang ibu, Fulanah
berusaha memandikan mayat gadis malang itu ia
pun berusaha memposisikan jasad sang gadis
sebagaimana layaknya mayat yang akan
dikafankan.
Tapi, subhanallah jasad itu benar-benar kaku
seperti batu, ia tidak dapat menekukkan tangan
sang mayat, akhirnya ia pasrah membungkus
mayat dalam keadaan sebagaimana adanya.
Jika akhir hidup manusia yang menggemari para
penyanyi seperti diatas mendapatkan hukuman
seperti itu, bisakah kita membayangkan bagaimana
keadaan para penyanyi (artis) itu sendiri bila
mereka tidak segera bertaubat kepada Allah ?
Tidakkah kita mengambil ibrah ini wahai hamba
Allah??
Tidak menjadi jaminan usia yang muda tidak akan
diburu ajal?
Tidakkah kita takut ketika kita melakukan maksiat
tiba-tiba Allah mencabut nyawa kita dengan
mendadak?
Berapa banyak generasi salaf takut akan kondisi
diatas, mati dalam keadaan suul khatimah (akhir
yang buruk).
Ada diantara mereka yang senantiasa berdoa agar
Allah mewafatkan mereka ketika mereka sedang
sujud sehingga Allah pun mengabulkan doanya.
Semoga Allah menjadikan kita senatiasa istiqamah
dalam ketaatan dan mengakhiri hidup kita dengan
husnul khatimah.amin.
oleh Umar Abdul Baary' pada 14 November 2011 jam 23:37
Muslimah Mahad Darul Hidayah, Rabwa, Riyadh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar