Rabu, 30 November 2011

Babi Dimana Virus Bercampur Menjadi Satu

 
Hewan haram ini terus saja menimbulkan masalah. Para peneliti dari WHO menyimpulkan bahwa babi merupakan tempat berbagai virus flu berkumpul. Baik yang menyerang babi itu sendiri, unggas, hewan lain maupun manusia.

“Dalam tubuh babi-lah aneka virus tersebut bertemu dan bermutasi hingga akhirnya mengeluarkan virus baru yang mengandung material pendukungnya dengan sifat yang baru pula,” ujar peneliti dari Pusat Penyakit Tropis, CA Nidom.
Menurutnya tubuh babi merupakan wahana pencampur (mixing vessel) atau tempat bertemu dan bermutasinya berbagai jenis virus tersebut yang kemudian bercampur dan menghasilkan virus baru dengan karakter baru.
Hingga saat ini hanya tubuh babi-lah yang memungkinkan bercampurnya material genetika virus flu burung terjadi. Hewan ini memiliki perangkat biologis yang memungkinkan percampuran genetic virus terjadi. Percampuran genetika ini terjadi ketika virus ini masuk tubuh babi ke sel epitel babi melalui reseptor alfa 2,3 sialic acid dan reseptor alfa 2,6 sialic acid.
Di dalam sel babi virus ini mereplikasi dan terjadi pertukaran genetika yang terdiri dari delapan fragmen seperti HA, NA, PA, PB1, Pb2, M, NP dan NS. Fragmen-fragmen ini bisa bertukar hingga membentuk anak baru dari gen-gen virus tersebut. Bisa juga terjadi antigenic drift, yakni proses mutasi dengan material genetika “anak virus” yang lebih kompleks.
Dalam kasus flu babi ini, penataan ulang gen virus ini menghasilkan struktur luar yang sama dengan induknya yakni H1N1. Walaupun material genetika nya berasal dari virus flu unggas dan flu manusia. Sehingga sebelum menyerang manusia virus ini sepertinya sudah tertata ulang secara rapi di dalam tubuh babi. Barulah kemudian masuk ke dalam tubuh manusia. Adaptasi dengan tubuh manusia terjadi pada orang yang pertama terinfeksi virus ini, yang kemudian menular ke orang dengan kecepatan tinggi. Sebenarnya, tingkat keganasan virus flu babi tipe H1N1 lebih rendah dari virus flu burung bertipe H5N1 yang mencapai 80 persen. Namun tingkat penyebaran dan penularan yang tinggi dari virus flu babi membuat para ahli tersentak. Ah
Sumber: halamui.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar