Permen sangat lekat dengan keseharian kita, terutama anak-anak. Bagi mereka, permen merupakan makanan kecil yang mengasyikkan. Apalagi dengan bentuk, warna serta rasa yang beragam. Secara umum, permen yang banyak beredar di kalangan masyarakat berjenis permen keras (hard candy) dan lunak (soft candy).
Permen keras adalah permen yang padat
teksturnya. Dimakan dengan cara menghisap. Permen jenis ini larut
bersama air liur. Menurut Dosen Teknologi Pangan IPB, Joko Hermanianto,
pada permen keras yang perlu ditelisik di antaranya adalah bahan baku
utamanya, berupa glukosa.
Glukosa ini merupakan hasil dari
hidrolisa pati (tepung). Dalam proses hidrolisa produsen biasanya
menggunakan enzim. Bisa berasal dari hewan juga bisa diperoleh melalui
mikroorganisme. ”Enzim yang berasal dari hewan memiliki titik kritis
kehalalan. Karena kita harus mengetahui jenis hewan, dari mana enzim itu
berasal,” katanya kepada Republika di Bogor, Selasa (8/6).
Tak hanya itu. Perisa atau flavour yang
kerap digunakan dalam industri pangan mesti pula menjadi perhatian.
Apalagi keberadaan perisa ini akan memberikan daya tarik. Sebab aneka
rasa dapat menjadi penarik bagi anak-anak untuk mengonsumsinya. Namun
tak jarang produsen menggunakan alkohol sebagai pelarutnya.
Sementara permen lunak ditandai dengan
teksturnya yang lunak. Jenis permen ini bukan untuk dihisap melainkan
dikunyah. Berdasarkan bahan campurannya, permen lunak terbagi menjadi
tiga jenis. Ketiga bahan tersebut adalah gum, carragenan (rumput laut)
dan gelatin.
Gum merupakan produk turunan dari
tanaman. Dalam produk permen lunak ini, dikenal chewing gum. Produsen
permen karet menggunakan gum supaya permen tersebut liat. Hingga permen
ini dapat dinikmati dengan mengunyahnya.
Sedangkan carragenan merupakan produk
olahan dari rumput laut. Seperti gum, bahan campuran ini dapat pula
membuat makanan menjadi lembut dan kenyal. Pada umumnya, carragenan ini
memang banyak ditambahkan pada agar-agar atau puding. Seperti gum dan
carragenan, gelatin kerap ditambahkan pada makanan.
Gelatin dipandang memiliki kelebihan
jika dibandingkan dengan dua bahan campuran di lainnya. Karena gelatin
ternyata memiliki kekenyalan yang khas. Tak heran jika kemudian gelatin
lebih disukai oleh produsen sebaga bahan campuran produknya. Sayangnya,
sebagian besar sebagian besar gelatin merupakan produk turunan dari
hewan. Terutama babi. Selain kekenyalan yang khas, gelatin dari babi
juga dianggap lebih murah dibandingkan bahan lainnya. Namun belakangan
gelatin dari sapi pun sudah mulai dibuat. Namun kehalalnya juga masih
harus terus dipantau.
Dengan kenyataan yang ada, kata Joko
Hermanianto, masyarakat memang harus selalu kritis. Apalagi produk
permen baik yang keras maupun lunak, merupakan makanan yangs sangat
digemari oleh anak-anak. Mereka harus mampu membimbing anak-anaknya.
Jangan hanya memilih produk permen karena memang disukai anak-anaknya
namun status kehalalannya diragukan.
Meski demikian, ia menyatakan bahwa
sekarang ini banyak orang tua yang semakin peduli masalah status
kehalalan sebuah produk. Termasuk makanan atau minuman yang disukai oleh
anak-anaknya. ”Status kehalalan memang harus selalu dicermati karena
banyak makanan bagi anak-anak yang memiliki kerawanan atas
kehalalannya,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar