Kamis, 24 November 2011

Misi Wanita Nashrani (Surat Seorang Wanita Nasrani di Malaysia) Bagian 5

Oleh: Mamduh Farhan al-Buhairi
2010-08-12-coveri5-10Di dalam surat wanita nashrani kepada teman muslimahnya terdapat syubhat:
"…dalam ajaran Islam juga dipercaya bahwa malaikat itu takut anjing. Jadi kalau malaikat itu turun membawa berkat terus ada anjing yang menggonggong, malaikatnya lari dong. Hahahahah…"
Jawab:
pertama, saya memohon kepada Allah hidayah bagi Anda. Tampak bahwa Anda sama sekali tidak mengetahui tentang Islam. Pemahaman Anda bahwa malaikat takut dan lari dari anjing adalah sebuah pemahaman salah, tidak benar. Kemudian Anda beralih kepada pelecehan yang sebenarnya tidak layak Anda lakukan. Akan tetapi, saya memakluminya, karena Anda dan orang-orang Nasrani lainnya adalah korban dari orang-orang yang telah menanam kedustaan dan syubhat di dalam akal pikiran Anda agar mereka bisa membuat citra buruk agama Islam karena ketidakmampuan mereka untuk menetapkan kebenaran agama mereka.
Kedua, para malaikat tidak lari dari anjing, akan tetapi para malaikat hanya tidak mau masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing. Nabi Sholallohu `alaihi wa sallam hanya bersabda, 'Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing…" jadi perhatikanlah, bahwa tidak ditemukan ungkapan Anda, 'Malaikat lari dari anjing karena ketakutan…' Maka di sana terdapat perbedaan antara ungkapan 'tidak masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing' dengan 'Lari dari anjing karena ketakutan' sebagaimana yang Anda sangka.
Adapun mengapa malaikat tidak masuk ke dalam sebuah rumah yang di dalamnya ada anjing, maka hal itu terjadi karena anjing itu hewan najis. Dia banyak memakan makanan najis dan berlumuran dengannya, demikian pula karena baunya yang tidak enak. Sementara para malaikat adalah makhluk yang dimuliakan, tidak akan kumpul dengan najis dan maksiat untuk selamanya. Sebagaimana pula sebagian syetan berupa seperti rupa anjing, dan tidak layak bagi para malaikat untuk bersama dengan para syetan.
Saya ingin Anda memahami bahwa agama Islam memiliki syariat khusus pada segenap sisi kehidupan. Dan syariat itu adalah sebuah aturan yang mengatur kehidupan kaum muslimin. Dalam masalah ini, Anda harus memahami beberapa perkara berikut ini:
Pertama,  bahwa Islam melarang memelihara anjing. Allah menjadikan hukuman bagi orang yang memelihara anjing adalah diharamkannya para malaikat untuk masuk ke dalam rumahnya, demikian pula shalawat, istighfar, dan permintaan keberkahan oleh para malaikat juga diharamkan atasnya.[1]
Kedua, pengharaman ini tidak mencakup seluruh para malaikat, bahkan dikecualikan malaikat hafazhah (yang menjaga) dan katabah (yang menulis amal). Adapun yang terhalang untuk masuk adalah para malaikat yang berkeliling membawa rahmat, permintaan keberkahan dan istighfar.
Adapun malaikat hafazhah dan katabah, maka mereka tidak akan pernah meninggalkan anak cucu Adam dalam setiap keadaan. Karena mereka diperintahkan untuk menghitung dan mencatat amal-amal mereka. Demikian pula malaikat maut yang diperintahkan untuk mencabut nyawa dalam keadaan apapun.
Maka keberadaan anjing di dalam rumah akan merampas keberkahan rumah karena tidak adanya malaikat rahmat yang masuk ke dalamnya. Hal ini berbeda dengan rumah-rumah yang makmur dengan dzikir mengingat Allah, dan shalat, maka malaikat rahmat akan memasukinya.
Ketiga, malaikat tidak hanya tidak memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing, bahkan malaikat juga tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada khamr (miras), zina, perbuatan sihir, perjudian, dan tontonan pelacuran di TV. Demikian pula para malaikat merasa terganggu oleh orang yang datang kepada shalat dengan bau bawang merah, bawang putih, dan bawang bakung. Jika bau makanan-makanan tersebut mengganggu para malaikat, maka bagaimana pula tanggapan Anda dengan anjing?!
Keempat, sesungguhnya agama Islam menjadikan aqidah (keyakinan) terhadap para malaikat pada kedudukan yang agung. Iman dengan para malaikat adalah salah satu rukun dari rukun-rukun iman, dan siapa yang menolaknya, maka dia kafir. Allah Subhanaahu wa Ta`ala berfirman:
…. وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا بَعِيدًا (١٣٦)
"…Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya." (QS. An-Nisa`: 136)
Sekarang, saya sudah menjelaskan kedudukan para malaikat di dalam agama Islam, maka apakah mungkin bagi Anda untuk mendatangkan satu nash saja dari Bibel yang menetapkan bahwa siapa yang menolak malaikat berarti kafir? Jika tidak ada, maka siapa yang memuliakan dan mengagungkan para malaikat, kaum muslimin atau Nasrani?!
Siapakah yang memberikan pensucian yang layak dan agung bagi para malaikat, serta memberikan kedudukan yang tinggi bagi mereka, agama Islam ataukah agama Nasrani yang menurut mereka tidak masalah para malaikat kumpul dengan anjing dalam satu tempat?!
Syubhat: '…dalam terjemahan surat al-Fatihah, saya hanya ingat sedikit, Muhammad berkata, 'Ya Tuhan, tunjukkanlah kami jalan yang lurus.' Berarti selama sekitar 1400 tahun yang lalu, Muhammad gak tahu jalan yang lurus.'
Jawab: pertama, al-Qur`anul Karim adalah firman Allah Subhanaahu wa Ta`ala yang telah Dia turunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad Sholallohu `alaihi wa sallam . Akan tetapi, al-Qur`an itu adalah kitab hidayah (petunjuk) bagi segenap kaum muslimin pada setiap zaman, bukan hanya bagi Nabi Sholallohu `alaihi wa sallam . Sebagaimana Nabi Sholallohu `alaihi wa sallam membaca ihdinas shirathal mustaqim (tunjukilah kami jalan yang lurus), maka demikian pula setiap muslim hingga zaman ini, dan hingga hari kiamat membaca ihdinas shirathal mustaqim (tunjukilah kami jalan yang lurus).
Hidayah (petunjuk) memiliki beberapa makna agung yang tidak dipahami oleh akal orang-orang yang ingin memburukkan citra Islam. Di saat Nabi Sholallohu `alaihi wa sallam dan muslim manapun membaca ihdinas shirathal mustaqim (tunjukilah kami jalan yang lurus) seakan-akan dia meminta dari Rabb nya agar memberinya rizqi ilmu terhadap kebenaran yang Allah tidak akan menerima selainnya. Meminta dari rabb-nya agar memberinya rincian kebenaran, kemampuan untuk mempelajari kebenaran, kemampuan untuk mengamalkan kebenaran yang diajarkan Allah kepadanya, menghilangkan kemalasan dari mempelajari dan mengamalkan kebenaran, menjadikannya ingin mempelajari dan mengamalkan kebenaran, menghilangkan darinya segala penghalang yang mengahalanginya dari mempelajari dan mengamalkan kebenaran, menolongnya untuk mempelajari, mengamalkan dan konsisten dengan kebenaran, dan menolongnya untuk merealisasikan keikhlasan (sampai akhir hayat).
Jadi, itulah makna hidayah, bukan seperti apa yang dipahami oleh akal Anda sekalian. Dikarenakan Anda mengambil sebagian al-Qur`an dan meninggalkan sebagian yang lain. Anda lupa bahwa Nabi Sholallohu `alaihi wa sallam juga membaca di dalam shalatnya satu ayat:
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ (٨)
"(Mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan hati Kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami, dan karuniakanlah kepada Kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia)". (QS. Ali Imran: 8)
Ayat tersebut mendustakan anggapan Anda bahwa Nabi Sholallohu `alaihi wa sallam tidak mengetahui bahwa beliau berada di atas jalan yang lurus.
Syubhat: kenapa dalam ajaran islam ada kitab jin.
Jawab: Karena ajaran al-Masih ‘alaihi salam terbatas hanya untuk kaumnya saja, adapun ajaran Nabi Muhammad Sholallohu `alaihi wa sallam mencakup bangsa manusia dan bangsa jin. Oleh karena itulah kalian sendiri mengakui bahwa al-Masih ‘alaihi salam datang hanya untuk menyelamatkan manusia saja, yaitu tidak untuk menyelamatkan bangsa jin. Sebagaimana Anda menganggap bahwa jin itu adalah bagian dari syetan. Adapun dalam agama Islam, maka bangsa jin punya hak untuk sampai kepada mereka ajaran ketuhanan penutup yang diamanahkan di atas pundak  Nabi-Nya, Muhammad Sholallohu `alaihi wa sallam .
Syubhat: Dalam ajaran Kristus, kami hanya percaya kepada roh kudus yang berasal dari tuhan.
Jawab: Itu adalah urusan Anda sendiri, dan tidak ada kaitannya dengan kami, akan tetapi sungguh disayangkan bahwa ucapan itu adalah ucapan yang tertolak. Karena beberapa sekte Nasrani tidak sepakat akan ketuhanan roh kudus. Katholik, Protestan, dan Ortodox memiliki keyakinan-keyakinan berbeda tentang roh kudus. Adapun kami, kaum muslimin, maka kami sepakat akan keberadan bangsa jin. Kami sepakat bahwa Nabi Sholallohu `alaihi wa sallam diutus oleh Allah Subhanaahu wa Ta`ala untuk seluruh bangsa manusia dan bangsa jin. Dan penyebab kesepakatan kaum muslimin, dan perselisihan orang-orang Nasrani adalah bawa Allah Subhanaahu wa Ta`ala telah berjanji kepada kaum muslimin untuk menjaga kitab-Nya. Oleh karena itulah al-Qur`anul Karim yang merupakan firman Allah tetap eksis tanpa penambahan, pengurangan, ataupun perubahan sejak diturunkannya 1400 tahun yang lalu. Sementara kaum Nasrani, maka bibel mereka telah diubah-ubah. Bahkan perubahan tersebut terus berlangsung hingga hari ini. Pada edisi yang lalu kami telah menetapkan sedikit hal itu. Oleh karena itu, kami telah mengatakan bahwa siapa yang tidak beriman bahwa Bibel tidak diubah-ubah, maka dia tidak beriman dengan Bibel.
Syubhat: '… oh ya kamu kan kalo ketemu dengan orang mengucapkan Assalamu'alaikum. Kata kum ini berarti banyak. berarti kalau disampaikan pada satu orang gak cocok. Ini karena Muhammad mengatakan bahwa manusia itu punya jin. Jadi kalau ketemu sama orang dan mengucapkan salam itu berarti kamu juga mengucapkan salam sama jin. Nah, gitu deh kalo kamu gak tahu arti al-Qur`an yang kamu baca selama ini. Kalo orang Kristen di Arab mengucapkan salam, salam alaik, artinya salam damai sejahtera.
Jawab: saya memohon hidayah kepada Allah bagi Anda. Anda bukan saja tidak memahami agama Islam sebagaimana telah saya kabarkan kepada Anda. Akan tetapi Anda, sebagaimana mayoritas orang-orang Nasrani, memiliki keyakinan terhadap syubhat tanpa tatsabbut (mengecek kebenarannya). Sesungguhnya kami, saat kami mengucapkan salam kepada satu orang, kami katakan assalamu'alaikum, maka kami bermaksud pula kepada dua malaikat yang bersamanya. Setiap muslim memiliki dua malaikat yang mencatat kebaikan dan yang lain mencatat keburukan. Demikian pula kondisi saat kami keluar dari shalat dengan salam, maka kami juga bermaksud mengucapkan salam kepada dua malaikat di sisi kanan, dan di sisi kiri. Jadi tujuan dari assalamu'alaikum adalah untuk para malaikat, bukan untuk jin. Dan ini adalah bentuk pemuliaan dan penghormatan terhadap para malaikat dari kaum muslimin saja, tidak dari selain mereka. Maka apakah akal bisa menerima seorang penipu datang dan menjadikan pemuliaan dan penghormatan ini sebagai bagian dari pelecehan?!
Syubhat; dalam surat al-syuruq (maaf kalo salah tulis) ayat 61, percayalah pada Isa almasih, bahwa dia itu juru selamat (terjemahannya)
Jawab: Pertama, tidak ditemukan adanya surat dalam al-Qur`an bernama surat syuruq. Ini adalah bukti bahwa Anda hanya menukil tanpa pemahaman, dan tanpa mengecek kebenarannya. Karena akal tidak bekerja dengan baik, maka Anda tidak mengizinkan diri Anda untuk menyingkap hakikat kebenaranan dengan pergi ke Internet lalu memastikan keberadaan surat tersebut. Demikian mereka para pendeta, mereka ingin membiarkan akal-akal Anda tidak bekerja agar mereka bisa menutupi hakikat kebenaran. Anda hanyalah satu orang dari ratusan juta orang di dunia yang tertipu oleh mereka. Oleh karena itulah, ini adalah sebuah perkara yang kami tidak merasa heran dengannya. Buku-buku, internet, dan para pendeta, semuanya adalah faktor-faktor yang turut andil dalam upaya pemburukan citra Islam dengan kedustaan dan permusuhan. Akan tetapi, orang yang menanam di dalam akal Anda bahwa terdapat surat Syuruq di dalam al-Qur`an, saya memohon agar Anda sampaikan kepadanya ajakan Majalah Qiblati untuk turut serta dalam dialog damai, barangkali memang di dalam al-Qur`an terdapat surat dengan nama as-syuruq, sementara kami tidak mengetahuinya, sehingga hidayah bagi kami melalui kedua tangannya.
Adapun keimanan kami terhadap Isa (Yesus) ‘alaihi salam, maka tidak ada keraguan di dalamnya. Akan tetapi kami beriman kepadanya bahwa dia seperti para Nabi yang diutus oleh Tuhan Semesta alam, seperti halnya seorang hamba dari para hamba Allah, bukan Tuhan. Bahkan siapa saja dari kaum muslimin yang tidak beriman dengan Isa ‘alaihi salam, maka dia kafir, sekalipun beriman dengan Muhammad Sholallohu `alaihi wa sallam . Bahkan Isa ‘alaihi salam adalah Rasul yang paling dicintai oleh kaum Muslimin setelah Nabi Muhammad Sholallohu `alaihi wa sallam , karena dia adalah Nabi terakhir sebelum nabi Kami Muhammad Sholallohu `alaihi wa sallam . Dan dialah yang telah memberikan berita gembira dengan kedatangan Muhammad Sholallohu `alaihi wa sallam setelah beliau, sebagaimana ditetapkan di dalam al-Qur`an dan Bibel. Beliaulah yang nantinya akan memimpin umat Islam di akhir zaman, dimana Nabi Sholallohu `alaihi wa sallam bersabda tentangnya:
« أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِابْنِ مَرْيَمَ ، .. لَيْسَ بَيْنِى وَبَيْنَهُ نَبِىٌّ »
"Aku lebih berhak terhadap (Isa) putra Maryam… tidak ada antara aku dengannya seorang Nabi pun." (Muttafaqun 'alaih)
Di dalam syubhat ini, permasalahannya bukanlah pada iman terhadap Isa ‘alaihi salam, karena itu adalah perkara yang disepakati oleh kaum muslimin, akan tetapi permasalahannya adalah tidak ditemukan surat as-Syuruq dalam al-Qur`an. Sebagaimana saya berikan berita lain yang mengejutkan Anda, bahwa tidak ditemukan dalam setiap surat al-Qur`an ayat dengan nomor 61 yang berbicara tentang Isa ‘alaihi salam dengan nash yang seperti Anda sebut.
Yang aneh, bahwa setiap syubhat yang ada pada surat Anda tidak dilengkapi dengan sumber dan nomornya kecuali syubhat ini saja, sekalipun salah. Maka apakah kesalahan Anda dengan nama surat dan nomornya mengharuskan untuk dimaklumi ataukah tidak? Maka saya tinggalkan ini bagi keinsafan akal cerdas Anda.
Shalawat dan salam atas Nabi kita Isa ‘alaihi salam dan Ibunya, Maryam yang suci ‘alaiha salam. (AR)*


[1] Bahkan ada hukuman lain bagi orang yang memlihara anjing di rumah, yaitu setiap hari pahalanya dikurangi satu qirath (HR. Malik, Bukhari, Muslim). Lebih dari itu, kalau anjing atau suara anjingnya mengganggu dan menakuti tetangganya atau orang yang lewat maka itu adalah dosa tersendiri, sebab Nabi Sholallohu `alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal seorang muslim menakuti muslim lain.” (HR. Abu Daud, Turmudzi, Ahmad) (AH)

Sumber: Majalah Qiblati edisi 10 tahun V

Tidak ada komentar:

Posting Komentar