Jumat, 18 November 2011

Mau beli notebook non-garansi resmi??? Baca ini dulu!

Besarnya pasar notebook di Indonesia dan kemudahan import barang, teryata juga memberikan peluang importer-importer untuk memasukkan notebook sendiri, tidak melalui distributor atau agen yang resmi. Notebook semacam inilah yang disebut dengan Notebook PI atau BM. Harga murah, merk sama, siapa yang tidak tertarik? Pertanyaannya: Amankah membeli produk yang tidak bergaransi resmi semacam ini?
Mudah-mudahan Anda mendapat pencerahan setelah membaca artikel ini.
Notebook PI adalah singkatan dari Paralel Import, artinya notebook yang diimpor oleh badan/toko/perorangan yang bukan ditunjuk sebagai agen atau distributor resmi dari produk yang bersangkutan.
Sedangkan Notebook BM singkatan Notebook Black Market, artinya adalah notebook yang diimpor tidak mengikuti aturan impor yang semestinya, termasuk aturan perpajakan, bea masuk, dll.
Dari pengertian diatas, jelas bahwa Notebook PI dan BM pasti lebih murah dibandingkan notebook yang bergaransi resmi dari distributor. Seperti juga Handphone BM, dll. Harganya jauh lebih murah dari yang bergaransi resmi.
Nah, notebook BM dan PI dengan harga murah ini, tentu saja menarik minat konsumen. Banyak yang membeli karena tertarik dengan harganya yang murah. Bagi penjual pun, keuntungan yang didapat pasti lebih besar dibandingkan bila jualan produk bergaransi resmi yang harga jualnya sudah dipatok dan dipublikasikan dimana-mana.
Mengapa produk BM dan PI lebih murah? Jawabannya jelas, karena tidak membayar pajak bea cukai. Selain itu, importer juga tidak perlu mendirikan jaringan service center yang luas, karena anggapan mereka kalo ada kerusakan, mereka perbaiki sendiri, atau kalo sulit, dikembalikan ke negara asalnya. Konsumen menunggu lama? Ya itu resikonya kalo beli barang tidak bergaransi resmi.
Tapi masih ada beberapa hal lagi. Ada istilah Notebook Refurbished, artinya adalah produk yang tidak memenuhi standar kualitas pabrik atau cacat produksi yang terlanjur keluar dipasaran, kemudian, dikembalikan ke pabrik. Oleh pabrik notebook tersebut diperbaiki dan bahkan di-rekondisi, bila ada cacat fisiknya. Kemudian notebook tersebut dijual lagi dipasaran dengan harga murah. Di luar negeri, produk semacam ini akan dibeli label “Refurbished” dan dijual dengan harga diskon besar, bahkan mencapai 30%. Di Amerika, produk refurbis dibeli label jelas dan tidak boleh dijual sebagai barang yang baru, sekalipun kelihatan baru dan ada segel dari pabrik. Karena notebook refurbis bisa ada goresan, kotoran, dan bentuk kerusakan fisik lain yang tidak mempengaruhi performa.
Nah, semua produk diatas ini, jelas harganya lebih murah dibandingkan notebook bergaransi resmi.
Bagaimana membedakan notebook PI, BM, refurbis dan yang bergaransi resmi?
Simpel, cek kartu garansinya. Tanyakan kartu garansinya ke penjualnya. Cek kartu garansinya, apakah dikeluarkan oleh distributor resmi atau tidak. Nomor telepon service centernya pasti tercantum disana, hubungi bila perlu. Beberapa produsen saat ini juga menyediakan registrasi serial number, registrasikan bila memang produsen menyediakan fasilitas tersebut.
Notebook garansi resmi akan diterima di service center di semua kota, bahkan di seluruh dunia. Ada saudara saya yang membeli notebook Toshiba di Canada, ternyata baterainya rusak, saya bawa ke service center di Surabaya, baterai diganti baru, hanya membayar biaya administrasi. Ada pengalaman orang lain yang membeli notebook Toshiba yang tidak bergaransi resmi, ketika dia pindah ke kota lain, dan dibawa ke service center, disana dikatakan bahwa barang itu barang bekas!
Jadi berhati-hatilah bila anda ditawari produk yang tidak bergaransi resmi.
Jadi masihkah Anda mau membeli notebook BM atau PI atau yang tidak bergaransi resmi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar